Jumat, 10 Juni 2016

Pemeriksaan Hitung Jumlah Eritrosit





Struktur Eritrosit
Sel darah merah normal berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter kira-kira 7,8 mikrometer dan dengan ketebalan pada bagian yang paling tebal 2,5 mikrometer dan pada bagian tengah 1 mikrometer atau kurang. Volume rata-rata sel darah merah adalah 90 sampai 95 mikrometer kubik. Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel berjalan melewati kapiler.

Fungsi Utama Eritrosit adalah mengangkut hemoglobin, dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-paruje jaringan. selain mengangkut hemoglobin, sel-sel darah merah juga mempunyaifungsi lain. contohnya, eritrosit mengandung banyak sekali karbonik anhidrase, yang mengkatalis reaksi antara karbon dioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat.

Pembentukan Eritrosit
Eritrosit dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih, misalnya di tulang dada, tulang selangka, dan di dalam ruas-ruas tulang belakang. Pembentukannya terjadi selama tujuh hari. Pada awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti lenyap dan hemoglobin terbentuk. Setelah hemoglobin terbentuk, eritrosit dilepas dari tempat pembentukannya dan masuk ke dalam sirkulasi darah. Sel darah merah yang sedang berkembang dalam sumsum (eritroblas) memiliki nukleus(inti); inti memadat seiring Maturasi, dikeluarkan sebelum sel darah merah lepas kedalam sirkulasi. (Atul mehta & Victor Hoffbrand, 2006).

Masa Hidup Eritrosit
Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan.

Metode                                  : Pipet thoma
Tujuan                                 : Untuk mengetahui jumlah sel eritrosit dalam darah seseorang dengan metode pipet thoma.      
Prinsip                               :  Darah diencerkan dalam larutan formalsitrat, kemudian dimasukkan dalam bilik hitung dan dihitung dibawah mikroskop dengan memperhitungkan faktor pengencernya.
Bahan pemeriksaan               :   Darah kapiler
Peralatan                               :  
  1. Mikroskop
  2. Hemocytometer
  3. Autoklik
  4. Lancet
  5. Pipet tetes
  6. Kapas alkohol dan kapas kering
  7. Tissu
Reagensia                      :
      1. Larutan Formalsitrat, komposisinya:
          a. formalin 40%   1 ml
          b. Larutan Natrium Sitrat 3,8% add 100 ml
 2. Alkohol 70%
Prosedur                        :
                 1.     Mengisi Pipet Eritrosit :
a. Alat-alat yang akan dipergunakan disiapkan.
b. Ujung jari probandus didesinfeksi dengan menggunakan kapas alkohol 70% dan dibiarkan kering.
c. Ujung jari yang telah didesinfeksi ditusuk dengan lancet.
d. Tetes darah pertama dihapus dengan kapas kering.
e. Tetes darah selanjutnya dihisap dengan pipet thoma eritrosit sampai garis tanda 0,5.
f. Darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet atau kelebihan darah dihapus dengan tissu kering.
g. Ujung pipet dimasukkan ke dalam botol yang berisi laritan pengencer formalsitrat, sambil menahan darah pada garis tanda, pipet dipegang dengan sudut 45° dan larutan pengencer dihisap perlahan-lahan sampai garis tanda 101 (jangan sampai ada gelembung udara).
h. Pipet diangkat dari larutan pengencer, ujung pipet ditutup dengan ujung jari kemudian karet penghisap dilepaskan.
i. Pipet dikocok selama 15-30 detik. Jika tidak segera dihitung pipet diletakan dalam sikap horizontal.
       2. Mengisi Kamar Hitung :
a. Kamar hitung ditutup dengan kaca penutup.
b. Pipet thoma eritrosit yang telah diisi dikocok selama 3 menit (cairan dalam pipet jangan sampai terbuang).
c. Cairan dipipet tersebut dibuang sebanyak 4 tetes, kemudian ujung pipet dengan sudut 30° diletakkan pada kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup(kamar hitung akan terisi cairan dengan daya kapilaritasnya).
d. Kamar hitung dibiarkan selama 2-3 menit sepaya eitrosit mengendap. Jika tidak segera dihitung disimpan dalam cawan petri yang berisi segumpal kapas atau tissu basah dan ditutup.
         3. Menghitung Jumlah Sel :
a. Kamar hitung diletakkan pada meja preparat mikroskop dengan posisi mendatar.
b. Pemeriksaan hitung jumlah sel eritrosit dilakukan dengan lensa 10x40 (kondensor dinaikkan setengah dan iris diafragma dibuka setengah).
c. Fokus (pada bagian eritrosit dan trombosit atau bidang besar yang ditengah) diatur terlebih dahulu dengan lensa 10x10.
https://ayamgorengmicho.files.wordpress.com/2013/06/preview_html_m3a87937c1.gif
d. Sel eritrosit dihitung pada kelima bidang sedang pada sudut-sudut dan tengah bidang trombosit. Menghitung dimulai dari sudut kiri atas, terus mendatar ke kanan lalu turun ke bawah terus mendatar ke kiri, kemudian turun ke bawah lagi terus mendatar ke kanan, demikian seterusnya. Sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri dan atas dihitung, sedangkan sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kanan dan bawah tidak dihitung.
Perhitungan                         :
Diketahui :
                       1. Pengenceran pada pipet eritrosit  = 200x
           2. Luas kelima bidang eritrosit        = 80 x 1/400 = 1/5
           3. Tinggi kamar hitung                    = 1/10 mm
Ditanya : jumlah eritrosit per mm3 darah
Jadi jumlah eritrosit per mm3 darah = jumlah eritrosit x  Pengenceran : luas bidang yang dihitung x tinggi bidang
                                                        = Jumlah eritrosit yang dihitung x  Pengenceran : 1/5 x 1/10
                                                        = Jumlah eritrosit yang dihitung x 200 x 10/1 x5/1
                                             = Jumlah eritrosit yang dihitung  x 10.000

Nilai normal : 
1.  Bayi baru lahir        = 3,8 juta – 5, 2 juta sel/mm3  darah
2. Bayi  baru lahir      = 5 juta – 6 juta sel/mm3  darah
3. Anak-anak             = 4,2 juta -5,2 juta sel/mm3  darah
4. Wanita dewasa      = 4 juta – 5 juta sel/mm3  darah
5. Laki-laki dewasa    = 4,5 juta – 5,5 juta sel/mm3  darah
Pembahasan                         :
      Kesalahan – kesalahan pada Tindakan Menghitung Eritrosit :
            1. Menghitung jumlah sel eritrosit memakai lensa objektif kecil yaitu 10x, sehingga sangat tidak teliti hasilnya.
            2. Jumlah darah yang dihisap ke dalam pipet tidak tepat jika :
·         Bekerja terlalu lambat sehingga adab bekuan darah pada pipet thoma.
·         Tidak mencapai garis tanda 0,5.
·         Membaca dengan paralax.
·        Memakai pipet basah.
·    Mengeluarkan lagi sebagian darah yang telah dihisap karena melewati garis tanda 0,5.
            3. Pengenceran dalam pipet
Ø Kehilangan cairan dalam pipet, karena mengalir kembali ke ke botol berisi berisi larutan pengencer formalsitrat.
Ø Tidak menghisap larutan formalsitrat tepat sampai garis tanda 101.
Ø Terjadi/terdapat gelembung udara didalam pipet pada waktu menghisap larutan formalsitrat.
Ø  Terbuang sedikit cairan pada waktu mengocok pipet atau pada waktu mencabut karet penghisap dari pipet,.
             4. Tidak mengocok segera pipet thoma setelah mengambil larutan pengencer formalsitrat.
             5. Tidak mengocok kembali sebentar pada saat sebelum mengisi kamar hitung.
             6. Tidak membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar hitung.

      Faktor yang mempengaruhi jumlah sel eritrosit :
1.       Jenis kelamin
Pada laki-laki dewasa normal memiliki jumlah eritrosit 4,5 juta – 5,5 juta sel/mm3  darah. Pada wanita dewasa 4 juta – 5 juta  sel/mm3  darah.
2.       Tempat ketinggian
Orang yang hidup di dataran tinggi cenderung memiliki jumlah eritrosit lebih banyak.
3.       Kondisi tubuh seseorang
Sakit dan luka yang mengeluarkan banyak darah dapat mengurangi jumlah sel eritrosit dalam darah.

                Jika seseorang yang kekurangan zat besi atau iron akan menyebabkan anemia defisiensi besi dan menyebabkan nilai sel eritrosit seseorang akan rendah. Pada seseorang yang kekurangan besi atau iron sintesa rantai ἀ (alfa)nya tidak terbentuk,  atau rantai (beta)nya tidak terbentuk dan ataupun juga rantai ἀ (alfa) dan rantai (beta) tidak terbentuk. Sehingga akan menyebabkan nilai eritosit pada seseorang rendah.