Struktur Eritrosit
Sel darah merah normal berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter kira-kira 7,8 mikrometer dan dengan ketebalan pada bagian yang paling tebal 2,5 mikrometer dan pada bagian tengah 1 mikrometer atau kurang. Volume rata-rata sel darah merah adalah 90 sampai 95 mikrometer kubik. Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel berjalan melewati kapiler.
Fungsi Utama Eritrosit adalah mengangkut hemoglobin, dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-paruje jaringan. selain mengangkut hemoglobin, sel-sel darah merah juga mempunyaifungsi lain. contohnya, eritrosit mengandung banyak sekali karbonik anhidrase, yang mengkatalis reaksi antara karbon dioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat.
Pembentukan EritrositSel darah merah normal berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter kira-kira 7,8 mikrometer dan dengan ketebalan pada bagian yang paling tebal 2,5 mikrometer dan pada bagian tengah 1 mikrometer atau kurang. Volume rata-rata sel darah merah adalah 90 sampai 95 mikrometer kubik. Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel berjalan melewati kapiler.
Fungsi Utama Eritrosit adalah mengangkut hemoglobin, dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-paruje jaringan. selain mengangkut hemoglobin, sel-sel darah merah juga mempunyaifungsi lain. contohnya, eritrosit mengandung banyak sekali karbonik anhidrase, yang mengkatalis reaksi antara karbon dioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat.
Eritrosit dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih, misalnya di tulang dada, tulang selangka, dan di dalam ruas-ruas tulang belakang. Pembentukannya terjadi selama tujuh hari. Pada awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti lenyap dan hemoglobin terbentuk. Setelah hemoglobin terbentuk, eritrosit dilepas dari tempat pembentukannya dan masuk ke dalam sirkulasi darah. Sel darah merah yang sedang berkembang dalam sumsum (eritroblas) memiliki nukleus(inti); inti memadat seiring Maturasi, dikeluarkan sebelum sel darah merah lepas kedalam sirkulasi. (Atul mehta & Victor Hoffbrand, 2006).
Masa Hidup Eritrosit
Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan.
Metode
: Pipet thomaMasa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan.
Tujuan : Untuk mengetahui jumlah sel eritrosit dalam
darah seseorang dengan metode pipet thoma.
Prinsip : Darah
diencerkan dalam larutan formalsitrat, kemudian dimasukkan dalam bilik hitung
dan dihitung dibawah mikroskop dengan memperhitungkan faktor pengencernya.
Bahan pemeriksaan : Darah kapiler
Peralatan :
- Mikroskop
- Hemocytometer
- Autoklik
- Lancet
- Pipet tetes
- Kapas alkohol dan kapas kering
- Tissu
Reagensia :
1. Larutan Formalsitrat, komposisinya:
a. formalin 40% 1 ml
b. Larutan Natrium Sitrat 3,8% add 100 ml
2. Alkohol 70%
a. formalin 40% 1 ml
b. Larutan Natrium Sitrat 3,8% add 100 ml
2. Alkohol 70%
Prosedur :
1. Mengisi
Pipet Eritrosit :
a. Alat-alat yang akan dipergunakan disiapkan.
b. Ujung jari probandus didesinfeksi dengan
menggunakan kapas alkohol 70% dan dibiarkan kering.
c. Ujung jari yang telah didesinfeksi ditusuk
dengan lancet.
d. Tetes darah pertama dihapus dengan kapas kering.
e. Tetes darah selanjutnya dihisap dengan pipet
thoma eritrosit sampai garis tanda 0,5.
f. Darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet
atau kelebihan darah dihapus dengan tissu kering.
g. Ujung pipet dimasukkan ke dalam botol yang
berisi laritan pengencer formalsitrat, sambil menahan darah pada garis tanda,
pipet dipegang dengan sudut 45° dan larutan pengencer dihisap perlahan-lahan
sampai garis tanda 101 (jangan sampai ada gelembung udara).
h. Pipet diangkat dari larutan pengencer, ujung
pipet ditutup dengan ujung jari kemudian karet penghisap dilepaskan.
i. Pipet dikocok selama 15-30 detik. Jika tidak
segera dihitung pipet diletakan dalam sikap horizontal.
2. Mengisi
Kamar Hitung :
a. Kamar hitung ditutup dengan kaca penutup.
b. Pipet thoma eritrosit yang telah diisi dikocok
selama 3 menit (cairan dalam pipet jangan sampai terbuang).
c. Cairan dipipet tersebut dibuang sebanyak 4
tetes, kemudian ujung pipet dengan sudut 30° diletakkan pada kamar hitung dengan
menyinggung pinggir kaca penutup(kamar hitung akan terisi cairan dengan daya
kapilaritasnya).
d. Kamar hitung dibiarkan selama 2-3 menit sepaya
eitrosit mengendap. Jika tidak segera dihitung disimpan dalam cawan petri yang
berisi segumpal kapas atau tissu basah dan ditutup.
3. Menghitung
Jumlah Sel :
a. Kamar hitung diletakkan pada meja preparat
mikroskop dengan posisi mendatar.
b. Pemeriksaan hitung jumlah sel eritrosit
dilakukan dengan lensa 10x40 (kondensor dinaikkan setengah dan iris diafragma
dibuka setengah).
c. Fokus (pada bagian eritrosit dan trombosit atau
bidang besar yang ditengah) diatur terlebih dahulu dengan lensa 10x10.
d. Sel eritrosit dihitung pada kelima bidang sedang
pada sudut-sudut dan tengah bidang trombosit. Menghitung dimulai dari sudut kiri
atas, terus mendatar ke kanan lalu turun ke bawah terus mendatar ke kiri,
kemudian turun ke bawah lagi terus mendatar ke kanan, demikian seterusnya. Sel-sel
yang menyinggung garis batas sebelah kiri dan atas dihitung, sedangkan sel-sel
yang menyinggung garis batas sebelah kanan dan bawah tidak dihitung.
Perhitungan :
Diketahui :
1. Pengenceran
pada pipet eritrosit = 200x
2. Luas
kelima bidang eritrosit = 80 x 1/400 = 1/5
3. Tinggi
kamar hitung = 1/10 mm
Ditanya : jumlah eritrosit per mm3
darah
Jadi jumlah eritrosit per mm3
darah = jumlah eritrosit x Pengenceran : luas bidang yang dihitung x tinggi bidang
= Jumlah eritrosit yang dihitung x Pengenceran : 1/5 x 1/10
= Jumlah eritrosit yang dihitung x 200 x 10/1 x5/1
= Jumlah eritrosit yang dihitung x 10.000
Nilai normal :
1. Bayi baru lahir = 3,8 juta – 5, 2 juta sel/mm3 darah
2. Bayi baru lahir = 5 juta – 6 juta sel/mm3 darah
3. Anak-anak = 4,2 juta -5,2 juta sel/mm3 darah
4. Wanita dewasa = 4 juta – 5 juta sel/mm3 darah
5. Laki-laki dewasa = 4,5 juta – 5,5 juta sel/mm3 darah
1. Bayi baru lahir = 3,8 juta – 5, 2 juta sel/mm3 darah
2. Bayi baru lahir = 5 juta – 6 juta sel/mm3 darah
3. Anak-anak = 4,2 juta -5,2 juta sel/mm3 darah
4. Wanita dewasa = 4 juta – 5 juta sel/mm3 darah
5. Laki-laki dewasa = 4,5 juta – 5,5 juta sel/mm3 darah
Pembahasan :
1. Menghitung
jumlah sel eritrosit memakai lensa objektif kecil yaitu 10x, sehingga sangat
tidak teliti hasilnya.
2. Jumlah
darah yang dihisap ke dalam pipet tidak tepat jika :
·
Bekerja
terlalu lambat sehingga adab bekuan darah pada pipet thoma.
·
Tidak
mencapai garis tanda 0,5.
·
Membaca
dengan paralax.
· Memakai
pipet basah.
· Mengeluarkan
lagi sebagian darah yang telah dihisap karena melewati garis tanda 0,5.
3. Pengenceran
dalam pipet
Ø Kehilangan cairan dalam pipet, karena
mengalir kembali ke ke botol berisi berisi larutan pengencer formalsitrat.
Ø Tidak menghisap larutan formalsitrat
tepat sampai garis tanda 101.
Ø Terjadi/terdapat gelembung udara
didalam pipet pada waktu menghisap larutan formalsitrat.
Ø Terbuang sedikit cairan pada waktu
mengocok pipet atau pada waktu mencabut karet penghisap dari pipet,.
4. Tidak
mengocok segera pipet thoma setelah mengambil larutan pengencer formalsitrat.
5. Tidak
mengocok kembali sebentar pada saat sebelum mengisi kamar hitung.
6. Tidak
membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar hitung.
Faktor yang mempengaruhi jumlah sel
eritrosit :
1. Jenis kelamin
Pada laki-laki
dewasa normal memiliki jumlah eritrosit 4,5 juta – 5,5 juta sel/mm3 darah. Pada wanita dewasa 4 juta – 5 juta
sel/mm3 darah.
2. Tempat ketinggian
Orang yang
hidup di dataran tinggi cenderung memiliki jumlah eritrosit lebih banyak.
3. Kondisi tubuh seseorang
Sakit dan
luka yang mengeluarkan banyak darah dapat mengurangi jumlah sel eritrosit dalam
darah.
Jika
seseorang yang kekurangan zat besi atau iron akan menyebabkan anemia defisiensi
besi dan menyebabkan nilai sel eritrosit seseorang akan rendah. Pada seseorang
yang kekurangan besi atau iron sintesa rantai ἀ (alfa)nya tidak
terbentuk, atau rantai ᵦ (beta)nya
tidak terbentuk dan
ataupun juga rantai ἀ (alfa) dan rantai ᵦ (beta)
tidak terbentuk. Sehingga akan menyebabkan nilai eritosit pada seseorang rendah.